REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Jenazah WNI yang dimutilasi di Brisbane, Australia, Mayang Prasetyo (27 tahun) hingga saat ini belum juga tiba di Indonesia dan di rumah duka kota Bandar Lampung.
Nining Sukarni, ibunda Mayang Prasetyo mengaku terus melakukan komunikasi dengan pihak Kemenlu, untuk mengurus segala sesuatu terkait kepulangan anaknya. Namun, "sampai sekarang belum ada kepastian jenazah anak saya kapan pulang. Kata kemenlu pekan ini, namun bisa mundur lagi," kata Nining, Rabu (29/10). Ia tidak menyebutkan kendalanya.
Pihak keluarga berharap pemerintahan baru Jokowi dapat mempercepat kepulangan jenazah anaknya hingga tiba di rumah. Menurut Nining, keluarga sudah menyiapkan tempat pemakaman anaknya sejak berita kematian anaknya tersebar beberapa pekan lalu. "Saya hanya minta anak saya dikubur di Lampung," tuturnya.
Sebelumnya, petugas telah melakukan pengambilan darah dan urine sebagai sampel DNA orang tuanya, untuk dicocokkan dengan jasad korban. Sampai akhir Oktober ini, menurut Nining, belum tahu hasil DNA-nya sudah sampai di mana perkembangannya.
Mayang Prasetyo, seorang transgender, diduga dibunuh dan dimutilasi serta direbus potongan tubuhnya oleh suaminya, Markus Veter Volker dalam apartemennya di Brisbane, Australia pada 2 Oktober lalu. Nining mendapat kabar pertama anaknya tewas dari teman Mayang di Bandar Lampung, Ahad (5/10) malam.