REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nuzulia Ishaq, menyatakan Indonesia juga akan memperluas negara sasaran ekspor produk busana muslim di wilayah Timur Tengah, Afrika, dan negara-negara magribi. Menurut Nuzulia, negara-negara tersebut memiliki potensi besar untuk ekspor di bidang busana muslim.
Sebelumnya, pada periode Januari-Juli 2014, Indonesia telah mengekspor produk fashion ke sejumlah negara. Diantaranya Amerika Serikat dengan nilai ekspor 2,98 dolar Amerika, Jepang sebesar 530 juta dolar Amerika, dan Jerman sebesar 501 juta dolar Amerika.
Sementara itu, Founder Indonesia Islamic Fashion Consortium (IIFC), Gilarsi Setijono mengatakan, sasaran market yang paling besar adalah Indonesia, apalagi seperlima penduduk muslim dunia ada di negara ini.
Sehingga, Indonesia sangat pantas apabila menjadi kiblat fashion muslim dunia. Namun, hal ini tidak mutlak karena busana muslim hanya digunakan sebagai lokomotif untuk membentuk ekosistem ekonomi dari produk fashion lainnya.
“Fashion dapat menjadi pasar ekspor yang menjanjikan karena pembangunannya melalui individual skill dan fashion muslim diharapkan dapat menjadi driver yang nantinya bisa diikuti oleh produk fashion lainnya,” ujar Gilarsi.
Sebagai bentuk dukungan kepada industri fashion di Indonesia, khususnya fashion muslim pemerintah telah melakukan program pengembangan yang diarahkan pada penciptaan nilai produk melalui peningkatan kualitas dan desain produk. Selain itu, banyaknya ajang pameran busana muslim di Indonesia juga menjadi salah satu peluang emas untuk menarik minat pasar internasional terhadap industri fashion.