REPUBLIKA.CO.ID, LUSAKA-- Presiden Zambia, Michael Sata, meninggal dunia dalam usia 77 tahunn di London. Sata menghembuskan nafas terakhir setelah menjalani pengobatan, untuk penyakit yang tak diungkapkan ke publik.
Media lokal melaporkan, kabinet negara Afrika Selatan merencanakan pertemuan. Seorang pejabat mengatakan pada Aljazirah, kematian Sata telah disampaikan pada kabinet.
Kantor berita Reuters juga telah melaporkan, bahwa sumber pemerintah telah mengkonfirmasi kematian Sata. "Memang benar. Kami kehilangan Presiden. Presiden Sementara akan segera membuat pernyataan," kata sumber tersebut.
Sata dilaporkan meninggal pada Selasa (28/10) malam, di Rumah Sakit King Edward VII London. Namun pihak rumah sakit menolak untuk berkomentar terkait hal ini.
Keprihatinan akan kesehatan Sata telah meningkat di negara itu sejak Juni. Saat Sata menghilang dari mata publik tanpa penjelasan. Ia kemudian dilaporkan tengah mendapat perawatan medis di Israel.
Sata juga melewatkan pidato, yang dijadwalkan di Majelis Umum PBB September lalu. Namun beberapa hari sebelumnya, ia sempat menghadiri pembukaan sidang parlemen di Lusaka. Sambil bergurau ia berkata, "Saya tidak mati". Sata belum terlihat lagi di publik sejak kembali dari New York akhir September lalu.
Sata yang sempat menjadi porter kereta api di London tersebut, menjadi Presiden Zambia sejak September 2011. Ia menjadi presiden, setelah mengalahkan saingan incumbent, Rupiah Banda, dalam pemilihan presiden yang berlangsung sangat ketat.