REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menilai sikap Polri dalam kasus penangkapan tukang satai, MA (24) yang menghina Presiden Joko Widodo sangat aneh dan diskriminatif.
Menurutnya Polri hanya berani bersikap secara aktif dalam kasus yang melibatkan rakyat kecil yang tidak berpengaruh.
"Giliran yang melakukan penghinaan adalah orang kuat dan berpengaruh, Polri tidak segera melakukan penangkapan" katanya kepada Republika, Rabu (29/10).
Jika sikap seperti ini terus berlanjut, Neta mengatakan akan memperburuk citra Polri dimata masyarakat. Elit-elit Polri akan mudah di tuding publik bahwa mereka hanya bersikap mencari muka kepada ke Presiden Jokowi dan hanya membangun pencitraan belaka.
Neta berharap penangkapan terhadap MA berlanjut pula pada penangkapan tersangka kasus obor rakyat. Ia menghimbau Polri untuk tidak diskriminatif. "Siapapun yang melakukan pelanggaran hukum semestinya segera diproses, ditangkap dan ditahan" tegasnya.