REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jenderal Hendropriyono menyebut bahwa pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir pada 2004, melibatkan CIA.
Hendropriyono menyatakan hal ini saat diwawancarai oleh Allan Nairn dan tertulis di website HYPERLINK "http://allannairn.org pada Senin (27/10) pukul 04:50.
Mantan Kepalan Badan Intelijen Negara (BIN) ini mengaku, pihak yang ikut dalam pembunuhan Munir adalah Central Intelegence Agency (CIA) dan BIN juga terlibat dalam kasus pembunuhan aktivis ini.
Tim sukses Jokowi-JK ini juga menyebutkan, sejumlah purnawirawan Jenderal juga terlibat dalam kasus Munir. “Saat ini kedua orang tersebut telah pindah ke dunia politik,” tulis Allan.
Terkait masalah pembunuhan aktivis HAM tersebut, Hendropriyono siap diadili. Ia mengatakan, akan bertanggungjawab atas semua yang telah ia lakukan dan siap dituntut di pengadilan.
Seperti yang dilansir HYPERLINK "http://allannairn.org, Hendropriyono mengaku, ia juga siap diadili dalam kasus kekerasan Timor Timur dan Pembantaian Talangsari 1989 yang selama ini menganggapnya sebagai pihak yang bertanggungjawab. “Sudah menjadi konsekuensinya,” ungkap Hendropriyono.
Munir merupakan aktivis HAM yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Ia tewas diracuni zat arsenik yang terdapat dalam makanan yang ia konsumsi saat di pesawat menuju Belanda. Ia mengunjungi Belanda untuk memperoleh gelar master yang ia terima melalui beasiswa di bidang hukum.