REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mahmud Yunus
Kedermawanan Utsman bin Affan RA sungguh luar biasa. Setiap kali peperangan melawan kaum kafir, dia kerap menjadi penyandang dana. Saat Perang Tabuk (630 M atau 9 H) tengah dipersiapkan, misalnya, dialah yang memikul keperluan logistiknya.
Awalnya, tidak sedikit kaum Muslimin yang ketar-ketir mengingat jumlah prajuritnya sangat sedikit. Di sisi lain, jumlah prajurit musuh sangat banyak. Selain itu, persediaan logistik mereka sangat mumpuni. Ditambah lagi, mereka berperang di negerinya sendiri.
Kekhawatiran kaum Muslimin masuk akal karena mereka harus menempuh perjalanan yang sangat jauh. Selain itu, logistik dan sarana transportasi mereka terbatas. Dengan begitu, mereka harus memutar otak untuk mencari jalan ke luarnya.
Atas dasar tersebut, Rasulullah SAW sempat menolak tekad kaum Muslim untuk pergi ke Tabuk. Maka, kaum Muslimin pun kecewa berat. Namun, beberapa waktu kemudian Rasulullah naik ke atas mimbar.
Lewat mimbar, Rasulullah memotivasi kaum Muslimin untuk mengerahkan segala kemampuan (berupa harta dan jiwanya) dalam rangka mendapatkan ampunan dan rezeki yang besar sebagaimana dijanjikan Allah SWT. (QS al-Anfal [8] : 74).
Seruan Rasulullah SAW membuat suasana sekonyong-konyong menjadi senyap. Tidak seorang pun berani bersuara. Di tengah keheningan, Utsman berdiri di hadapan beliau seraya berkata, “Aku siap memberikan seratus unta plus logistiknya.”
Kemudian, Rasulullah SAW turun satu anak tangga dari mimbarnya. Lalu, beliau kembali menyeru kaum Muslimin untuk mengerahkan harta yang mereka miliki. Namun, tak ada seorang pun yang merespons seruan itu.
Utsman pun berdiri untuk kedua kalinya seraya berkata, “Aku siap memberikan seratus unta lagi plus logistiknya, wahai Rasulullah.” Mendengar ucapan Utsman untuk kedua kalinya itu wajah Rasulullah tampak berseri. Beliau sangat senang.
Kemudian, Rasulullah turun satu anak tangga lagi dari mimbarnya. Lalu, beliau kembali menyeru kaum Muslim untuk mengerahkan harta yang mereka miliki. Namun, lagi-lagi tak ada seorang pun yang merespon seruan itu. Mereka bungkam seribu bahasa.
Utsman pun berdiri untuk ketiga kalinya seraya berkata, “Aku siap memberikan seratus unta lagi plus logistiknya, wahai Rasulullah.” Kini, Utsman telah memberikan tiga ratus unta plus logistiknya untuk persiapan Perang Tabuk.
Atas pernyataan tersebut Rasulullah mengarahkan tangannya ke arah Utsman, pertanda beliau senang dengan kedermawanannya. Lalu beliau bertutur, “Utsman sejak hari ini tidak akan kesulitan.”
Keikhlasan Utsman untuk menginfakkan hartanya pada jalan Allah didasarkan pada dua hal sekaligus. Yaitu, kesadaran eksistensial dan kesadaran sosial/kemanusiaan.
Maka, ketika dua kesadaran tersebut sudah saling melengkapi, sudah barang tentu tidak perlu lagi khawatir akan kekurangan rezeki. Wallahu a’lam.