REPUBLIKA.CO.ID, BINJAI -- Wali Kota Binjai Muhammad Idaham, minta kalangan etnis di daerah itu melestarikan budaya tradisional terutama kepada generasi muda sehingga tidak semakin punah dan hilang ditelan zaman.
"Pelestarian kebudayan tradisional harus terus menerus dikembangkan," kata wali kota di Binjai, Kamis, ketika membuka Festival Kuda Kepang yang diikuti peserta dari Kabupaten Langkat, Deli Serdang dan Binjai.
Idaham mengemukakan kesenian dan budaya tradisional sudah jarang dipertontonkan di Kota Binjai, seperti permainan Kuda Kepang yang dimiliki etnis Jawa, hanya bisa muncul saat pesta perkawinan atau sunatan.
"Kesenian tradisional ini harus bisa dilestarikan kepada generasi muda, sehingga budaya dan kesenian nenek moyang kita tidak hilang. Begitu juga budaya wayang kulit sudah sangat langka, ini juga harus kita lestarikan," katanya.
Sementara untuk pagelaran wayang kulit akan dilaksanakan di pendopo Umar Baki dengan dalang dari Solo, Jumat malam (31/10).
Secara terpisah Ketua Pujakesuma Kota Binjai Eka Edi Saputra didampingi Sigit Pramono dan Ketua Mahmudi, berterima kasih kepada Wali kota Binjai yang sangat memperhatikan budaya dan kesenian dari etnis Jawa.
Eka Edi Sahputra yang juga Kadis Pariwisata Pemuda dan Olahraga itu menyebutkan pihaknya mendukung berbagai budaya dan kesenian etnis yang ada di daerah itu.
Banyak kesenian dari berbagai etnis seperti Jawa, Karo, Melayu, Mandailing, Toba, dan sebagainya jika di modernisasi tanpa meninggalkan ciri khasnya, akan dapat dijadikan wisata budaya di Kota Binjai.
Festival kuda kepang yang dilaksanakan Pujakesuma Binjai memperebutkan piala bergilir Wali kota Binjai diikuti 12 group dari Kabupaten Langkat, Deli Serdang dan Kota Binjai, katanya.