Kamis 30 Oct 2014 11:42 WIB

Belajar dari Rumah Tangga Sang Hakim (2)

Rep: c70/ Red: Chairul Akhmad
Syuraih tersohor dengan sikapnya yang arif dan bijaksana.
Foto: Mattressessale.eu/ca
Syuraih tersohor dengan sikapnya yang arif dan bijaksana.

Oleh: Nashih Nashrullah  

Syuraih menjelaskan, ia tak suka jika mertuanya bosan terhadapnya akibat terus-menerus saling berkunjung.

Tak berhenti sampai di situ, Zainab kembali mencari tahu siapa saja orang-orang yang boleh masuk ke rumah mereka.

"Keluarga fulan termasuk orang-orang saleh, keluarga fulan termasuk kaum yang saleh maka izinkan mereka masuk. Akan tetapi, keluarga fulan dan keluarga fulan adalah kaum yang buruk perangai, jangan kau izinkan masuk," jelas Syuraih.

Selama satu tahun pernikahan Syuraih dan istrinya, stigma negatif yang pernah terlintas di benak Syuraih perihal Zainab tak terbukti satu pun. Bahkan, ia melewati hari demi hari lebih baik dari sebelumnya.

Setelah satu tahun pernikahannya, sang ibu mertua datang berkunjung. Ia menanyakan bagaimana perkembangan kondisi pernikahan keluarga mereka itu? Dan apakah Zainab selama ini menjadi istri yang salehah?

Syuraih membanggakan istrinya sebagai wanita baik dan teman yang menyenangkan. Ia berterima kasih pada ibu mertuanya karena telah mendidik istrinya dengan baik. Serta, mengajarkan budi pekerti pada Zainab.

Ibu mertua berkata, "Wahai abu Umayyah, sesungguhnya seorang wanita tidak akan lagi tampak dalam perilakunya buruk jika dia melahirkan seorang anak atau bila tidak dimuliakan di sisi suaminya. Demi Allah, seorang laki-laki tidak akan pernah ditimpa keburukan dari seorang istri yang mau dibimbing. Maka, didiklah istrimu dan bimbinglah sekehendakmu."

Syuraih lalu mempersilakan siapa saja dan kapan saja dari kerabat istrinya yang ingin mengunjungi Zainab. Syuraih dan Zainab hidup bersama selama 20 tahun. Syuraih tak pernah menghukum istrinya akibat satu kesalahan pun kecuali pernah sekali dan Syuraih merasa telah menzalimi istrinya.

Menghadapi masa depan pernikahan harus dimulai dengan bertawakal kepada Allah. Saling mengenal antara suami dan istri merupakan hal yang dapat mewujudkan ketenteraman, ketenangan, terhindar dari permasalahan, dan perselisihan dalam rumah tangga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement