REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel menghadapi kecaman kuat dari Dewan Keamanan PBB, atas rencana untuk membangun kembali permukiman di Yerusalem Timur. Pembangunan permukiman dinilai akan merusak rencana perdamaian Israel-Palestina.
Dilansir dari BBC News, Kepala politik PBB Jeffrey Feltman mengatakan, permukiman akan meningkatkan keraguan akan keseriusan Israel untuk berdamai dengan Palestina. Pernyataan PBB keluar, sehari setelah Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu memerintahkan rencana pembangunan 1.000 rumah baru di Yerusalem.
Selama ini permukiman Yahudi di Yerusalem merupakan isu paling diperdebatkan, antara Israel dan Palestina.
Feltman mengatakan, Israel melanggar hukum internasional saat pindah ke permukiman di wilayah Palestina. Amerika Serikat yang merupakan sekutu kuat Israel, bahkan menyatakan keprihatinan tinggi akan tindakan yang disebutnya provokatif ini.
Utusan Palestina untuk PBB Dr Riyad Mansour mengatakan, permukiman akan mengikis wilayah Palestina ke depannya. Tindakan Israel membangun kembali permukiman juga dinilai dapat menghasut kekerasan.
Sementara Duta Besar Israel Ron Prosor menuduh Palestina berbohong dan mengada-ada. Menurutnya, ia akan menyampaikan sebuah kebenaran yang sederhana.
"Orang-orang Israel bukan penjajah dan kami bukan pemukim. Israel adalah rumah kami dan Yerusalem adalah ibukota abadi negara berdaulat kami," kata Prosor.
Meski mengecam, namun tak ada rencana yang akan dilakukan DK terkait masalah ini.