REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan membuat kebijakan untuk mengatasi habisnya kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Diperkirakan kuota BBM bersubsidi akan jebol 1,9 juta kiloliter (kl) dari kuota 46 juta kl. Diprediksi sekitar 19 Desember BBM bersubsidi akan habis.
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan, kuota BBM bersubsidi tidak akan cukup hingga akhir tahun. ''Nanti ada kebijakan pemerintah untuk atasi itu,'' kata dia, Kamis (30/10) siang.
Dia menerangkan, walaupun harga minyak mentah dunia sedang turun, disparitas harga masih tinggi. Hanung menuturkan, apabila disparitas harga tidak berubah BBM bersubsidi akan habis pada 19 Desember.
Namun, apabila disparitas harga diturunkan kuota BBM bersubsidi tidak akan jebol sebesar yang diprediksi. PT Pertamina melakukan prognosa jika tidak dilakukan apapun kuota BBM bersubsidi akan berlebih 1,9 juta kl. Rinciannya, solar 1,06 juta kl dan premium 800 ribu kl.
Dia menerangkan, perkiraan kuota BBM bersubsidi akan jebol 1,9 juta kl berdasarkan situasi terakhir minggu-minggu ini.
Hanung menilai, dalam dua bulan ini tidak akan cukup untuk melakukan kebijakan apapun untuk membuat kuota BBM bersubsidi 46 juta kl tidak berlebih. Namun, disparitas harga harus diperkecil.
Dia menegaskan, stok BBM Pertamina cukup.