REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Penjaga perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah telah membebaskan 67 sandera yang ditangkap kelompok militan, Rabu (29/10).
Juru bicara misi yang dikenal sebagai MINUSCA PBB, Myriam Dessables mengatakan sandera terdiri dari empat wanita yang ditangkap di ibukota Bangui, sementara sisanya kota lain di dalam negeri.
"Di tengah-tengah negara pada 21 Oktober, sekitar 60 orang diculik oleh mantan Seleka. Kerjasama dengan batalion dari Republik Demokratik Kongo memungkinkan sandera-sandera tersebut dibebaskan," katanya, dikutip Reuters.
Semuanya telah dibebaskan dalam operasi militer penjaga perdamaian. Pembebasan ini menjadi berita gembira bagi warga sipil dan misi PBB di negara yang telah diguncang kelompok pemberontak Seleka.
Kelompok Seleka telah membuat kekacauan terutama pada daerah mayoritas Kristiani. Pemimpin Seleka, Michel Djotodia telah tunduk pada tekanan internasional dan pergi ke pengasingan pada Januari.
Penculikan terjadi awal bulan ini dalam beberapa insiden kekerasan yang menewaskan sedikitnya 13 orang. Dessables mengatakan batalion Rwanda Kongo menyadari ada penculikan dan sandera dibawa ke kota tetangga, Kina.
Rwanda telah membebaskan semua sandera sebanyak empat wanita. Para sandera mengatakan mereka ditahan selama beberapa hari karena dianggap pembangkang dan karena menjual perlengkapan di pasar kota tetangga yang mayoritas Muslim.