REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Hinca Panjaitan berjanji akan mengusut tuntas kasus Sepak Bola Gajah yang diperagakan oleh PSS Sleman dan PSIS Semarang. Hingga saat ini, Komdis PSSI masih mencari aktor intelektual di balik peristiwa memalukan itu.
“Kita akan cari siapa dalangnya, pasti ada yang menyuruh. Pemain tidak mungkin melakukan tanpa ada intstruksi, baik dari pelatih, manajer, atau oknum yang memiliki kepentingan dari hasil pertandingan tersebut,” kata Hinca saaat ditemuai di Kantor PSSI, Kamis (30/10) sore.
Hinca beserta tim akan melakukan investigasi dan membutuhkan waktu sekitar dua pekan untuk mengetahui hasilnya. Tidak menutup kemungkinan, hukuman tambahan akan diberikan kepada kedua tim jika ada hasil investigasi tersebut mengarah kepada mereka.
Untuk saat ini Komdis PSSI hanya mendiskualifikasi kedua tim. Namun, jika Komdis PSSI menemukan bukti-bukti baru, yang bisa memberatkan sanksi berupa degradasi.
Tidak hanya itu, Komdis PSSI juga akan memberi sanksi bagi oknum yang ikut terlibat dalam parade gol bunuh diri. Tidak menutup kemungkinan pelaku gol bunuh diri, akan diberi sanksi seperti kasus Sepak Bola Gajah, tahun 1998, yang dilakukan oleh Mursyid Effendi.
Menurut Hinca, apa yang mereka lakukan merupakan dosa besar di sepak bola. Mereka telah mengkhianati fair play, serta norma-norma yang ada di statuta PSSI dan kode disiplin PSSI. Esensi dasar sepak bola adalah bermain untuk menang, bukan bertanding untuk kalah.
“Apapun alasan yang dikemukan tak mengurangi poin kesalahan fatal yang mereka lakukan. Tak ada banding untuk para pelaku yang terlibat,” tegas Hinca.