REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan bahwa stabilitas Timur Tengah penting bagi Indonesia sehingga Indonesia aktif mendorong perdamaian di kawasan itu.
"Indonesia senantiasa mendukung perdamaian di Timur Tengah," kata kata Retno dalam Seminar Internasional "Konflik dan Proses Demokratisasi di Timur Tengah" di Pondok Pesantren Al Hikam, Depok, Jawa Barat, Kamis (30/10).
Menlu mengatakan, stabilitas di kawasan Timur Tengah akan berimbas positif bagi warga negara Indonesia, karena banyak mahasiswa dan tenaga kerja Indonesia di kawasan itu. Setiap tahun Indonesia juga memberangkatkan ratusan ribu jamaah haji ke Arab Saudi.
Dari sisi perekonomian, kata dia, Timur Tengah juga menjadi pasar yang harus diperkuat dan diberdayakan.
Hal senada dikemukakan Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin. Ia menegaskan, Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim dan di tengah era globalisasi harus ikut menindaklanjuti penyelesaian konflik dan demokratisasi Timur Tengah.
"Konflik di Timur Tengah langsung atau tidak langsung membawa implikasi di Tanah Air," kata Menag dalam seminar yang juga dihadiri oleh Mensos Khofifah Indar Parawansa dan mantan Menlu Hassan Wirajuda itu.
Seminar yang digelar Internasional Conference of Islamic Scholars (ICIS) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri yang digelar di pesantren yang diasuh KH Hasyim Muzadi itu dijadwalkan erlangsung dua hari, Kamis dan Jumat.
Seminar yang diikuti oleh ulama dari 33 provinsi dengan pembicara dari dalam dan luar negeri itu juga membahas gerakan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).