REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih berupaya melakukan normalisasi terhadap 13 sungai di Ibu Kota. Hal ini dilakukan guna menanggulangi banjir yang setiap tahunnya menjadi masalah utama.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, proses untuk membuat kondisi sungai menjadi lebar dan dalam sehingga dapat mengalirkan air dengan lancar masih terkendala akibat warga yang tinggal di bantaran.
Hingga saat ini, warga yang banyak tinggal di sepanjang pinggiran kali belum dapat direlokasi karena belum siapnya rumah susun (rusun) yang menjadi tempat pemindahan mereka.
"Kalau sudah ada rusun sih saya nggak mau tau, itu warga di pinggiran sungai garuk saja semua. Jadi normalisasi bisa jalan terus," ujar Basuki di Balai Kota, Kamis (30/10).
Pria yang akrab disapa Ahok ini menjelaskan, selain dapat melakukan normalisasi, relokasi warga di bantaran sungai juga memungkinkan pembangunan jalan inspeksi.
Dengan demikian, perawatan kali seperti mengeruk sampah yang selama ini sulit dilakukan di jalan yang seharusnya menjadi jalan inspeksi dapat berjalan lancar.
Tidak hanya banjir, namun sejumlah persoalan seperti kemacetan dan penanganan kebakaran yang sulit dilakukan karena kekurangan air juga dapat diatasi.
Selama ini, menurut mantan Bupati Belitung Timur tersebut salah satu masalah penanggulangan kebakaran di Ibu Kota adalah kurangnya air saat pemadaman. Namun, dengan dalamnya sungai, air menjadi banyak dan petugas dapat mudah mengambilnya dengan melewati jalan inspeksi.