Kamis 30 Oct 2014 22:43 WIB

Dubes Palestina: Pemimpin Indonesia Berperan Ciptakan Perdamaian Dunia

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indah Wulandari
 Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin (kedua kanan) bersama Dubes Palestina untuk Indonesia Fariz N Mehdawi (paling kanan) saat pemberian bantuan di kantor Muhammadiyah, Selasa (9/9).   (Republika/ Tahta Aidilla)
Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin (kedua kanan) bersama Dubes Palestina untuk Indonesia Fariz N Mehdawi (paling kanan) saat pemberian bantuan di kantor Muhammadiyah, Selasa (9/9). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,SALATIGA—Keberagaman agama bukan kendala untuk keberlangsungan hidup bermasyarakat yang damai dan saling menghormati. Karena perdamaian di dunia dapat tercipta jika semua pemimpin menghormati hukum internasional. 

“Mulai dari politisi, tokoh agama bahkan media di Indonesia mempunyai peran yang besar untuk menciptakan perdamaian dunia,” tegas Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi saat memberikan Kuliah Umum bertajuk Global Peace and The Challenges di Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, Kamis (30/10).

Perdamaian internasional, jelasnya, hanya bisa dicapai jika semua masyarakat mau menghormati keberadaan hukum internasional.

Karena itu, Fariz mengharapkan Indonesia bisa menjalankan keterlibatannya dalam mendorong semua negara untuk menghormati hukum internasional.

Prinsip perdamaian internasional ini, lanjut Fariz, juga dapat dikaitkan dengan konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina.

Menurutnya, konflik yang selama ini terjadi antar kedua negara tersebut bukanlah akibat perseteruan agama melainkan konflik kolonialisme.

“Sebab kedamaian Palestina dan Israel tidak hanya kedamaian bagi kedua negara, tetapi juga kedamaian internasional,” tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement