Jumat 31 Oct 2014 07:58 WIB

Prancis Seru Pihak Bertikai di Burkina Faso Tenang

Masjid di Burkina Faso
Foto: blogspot.com
Masjid di Burkina Faso

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis Kamis (30/10) menyeru semua pihak di Burkina Faso untuk tenang dan menahan diri setelah para demonstran mengamuk marah atas rencana Presiden Blaise Compaore memperpanjang kekuasaan yang membakar gedung parlemen.

"Kami menyerukan untuk kembali, untuk tenang dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri," kata seorang juru bicara kementerian luar negeri.

Juru bicara itu mengatakan bahwa Prancis "memberikan perhatian besar" pada kerusuhan di bekas negara jajahannya itu.

"Kami menyesalkan kekerasan yang terjadi di dalam dan sekitar parlemen," tambah juru bicara itu.

Kementerian itu mengatakan ada sekitar 3.500 warga Prancis di negara Afrika Barat itu dan bahwa para pejabat kedutaan "dalam kontak permanen dengan masyarakat Prancis untuk memberitahu mereka tentang bagaimana situasinya berkembang".

Menurut laporan Reuters dari Ouagadougou, ribuan pengunjuk rasa menyerbu gedung parlemen Burkina Faso dan membakar gedung itu Kamis, menjelang pemungutan suara untuk mosi yang akan memungkinkan presiden ikut bertanding dalam pemilihan ulang.

Massa kemudian bergerak menuju kantor perdana menteri sementara helikopter pemerintah berputar-putar di atas dan menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa, kata saksi mata.

Para legislator akan melakukan pemungutan suara pada Kamis, rencana yang diajukan pemerintah untuk mengubah konstitusi yang akan membolehkan Presiden Blaise Compaore bertanding dalam pemilu ulang tahun depan. Ia seharusnya tidak ikut pemilu lagi karena batas maksimal memerintah hanya dua periode.

Sebagian besar perwakilan belum tiba saat pendemo memasuki bangunan itu.

"Kami melakukan ini karena Blaise mencoba berkuasa terlalu lama, Kami sudah lelah menghadapi dia," kata Seydou Kabre, salah satu pendemo yang juga tengah bergerak menuju kantor perdana menteri. "Kami ingin perubahan. Dia harus pergi!"

Pengunjuk rasa menduduki gedung parlemen setelah polisi mulai melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan mereka. Saat massa semakin bertambah, polisi dipaksa mundur, kata saksi mata.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement