REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia diyakini bisa menjadi poros maritim dunia. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Suseno Sukoyono menyampaikan hal tersebut usai melakukan pertemuan dengan pemerintah Republik Fiji yang diwakili oleh Dubes Fiji untuk Indonesia Seremaia Cavuilati.
"Kita bisa memimpin dalam teknologi pengolahan sumber daya laut. Fiji misalnya, mereka belajar dari kita bagaimana mengolah ikan menjadi komoditi yang bernilai ekonomis," jelasnya kepada wartawan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (30/10).
Suseno menambahkan, selama ini Fiji hanya menjual produk ikan mentah ke negara-negara di luar Pasifik. "Kami menjual tanpa mengolahnya," ujar Cavuilati. Untuk itu, Fiji berniat menerapkan Blue Economy yang telah dijalankan di Indonesia.
Blue economy menerapkan sistem pengolahan produk hasil laut untuk kemudian dijual. Bahkan "ampas" dari duri ikan bisa juga diolah. "Seperti saat saya berkunjung ke sentra industri ikan bandeng, mereka mengolah semua bagian ikan menjadi produk siap jual," lanjut Cavuilati. Sistem yang menaikkan nilai ekonomi hasil laut ini akan diterapkan di Fiji.
Sebelumnya, Fiji menjadi salah satu negara yang mengikuti pelatihan Fisheries Processing Products yang dilaksanakan Kementerian Kelautan dan Perikanan di Tabanan, Bali. Delapan peserta dari luar negeri dilatih untuk mengolah produk ikan menjadi produk dengan nilai ekonomis lebih tinggi, seperti mengolah bahan makanan seperti nugget dan kerupuk ikan.
Selain itu, pertemuan dengan Fiji, lanjut Suseno, adalah gerbang untuk memasarkan sektor perikanan Indonesia ke Pasifik. "Ini pintu kita ke Pasifik," ujarnya.
Kerjasama dengan Fiji ini salah satunya berupa pemberian beasiswa untuk mahasiswa Fiji untuk belajar di Indonesia.
Melalui program Melanesian Spearhead Group (MSG) ini, ada tujuh peserta didik dari negara-negara Pasifik Selatan yang belajar tentang perikanan di Ambon, Maluku. "Semoga dengan Menteri baru, Bu Susi, kerjasama ini lebih baik lagi," kata Seremaia usai pertemuan bilateral antara Fiji dan Indonesia.