Jumat 31 Oct 2014 16:53 WIB

Polisi Terus Buru Tersangka Pembunuh Bayi

Rep: C57/ Red: Winda Destiana Putri
Ilustrasi pembunuhan.
Foto: IST
Ilustrasi pembunuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI SELATAN -- Polresta Bekasi Kota terus memburu tersangka S (23 tahun) yang diduga membunuh balita bernama JM (3,5 tahun).

Kasubbag Humas Polresta Bekasi Kota, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Siswo, menyatakan S telah berstatus buron dan terus diburu Polresta Bekasi Kota."Saat ini, tersangka S menjadi buronan Polresta Bekasi Kota dan terus dikejar hingga ke provinsi Jawa Tengah (daerah dirahasiakan, Purworejo)," tutur Siswo saat dihubungi Republika, Jumat (31/10)

Polresta Bekasi Kota, lanjutnya, sudah memeriksa lima orang saksi, termasuk pacar S yang berinitial AT (32 tahun).

Dari hasil pemeriksaan kelima saksi, ungkapnya, belum ada tersangka lainnya hingga saat ini. "Jadi, baru satu orang yang ditetapkan sebagai tersangka," paparnya.

Balita J itu tewas dibunuh di dalam rumah, yang berlokasi di Jalan Bintara VI, Gang Sawo, RT 03/ RW 006, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Saat Republika mengunjungi rumah berlantai dua itu, Selasa (21/10) siang, terlihat ketiga lampu di bagian depan masih menyala. Namun, tidak terlihat adanya 'police line' (garis polisi) di rumah itu.

Dari depan pagar, Republika tidak melihat aktivitas apa pun di rumah yang sepi itu. Nomor dan alamat rumah juga tidak terlihat di rumah itu. 

Pagar rumah pun dikunci dan digembok rapat. Pagar itu berwarna hitam, dengan plafon motif bambu berwarna cokelat muda.

Warga RT 004/ RW 006, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Feni (50 tahun), menyatakan terjadi pembunuhan terhadap seorang balita di rumah tetangganya.

"Saya dengar dari warga, pembunuhan di rumah itu baru diketahui sekitar pukul 00.00 WIB, Selasa (21/10) dini hari," tutur Feni kepada Republika, Selasa (21/10) dini hari.

Ibu yang punya rumah itu, lanjutnya, pulang ke rumah dan melihat anaknya sudah terbujur kaku. Lalu ibu itu teriak-teriak, tapi nggak ada yang buka pintu. "Saya dengar dari warga, kejadiannya seperti itu," jelas Feni.

Feni mengaku warga di sini tidak ada yang tahu balita itu dibawa ke rumah sakit mana, dikubur dimana dan kemana ibu pemilik rumah. "Itu sebabnya warga di sini bingung. Ibu itu juga tidak kembali lagi," jelas Feni.

Malam itu, Selasa (21/10) dini hari, ungkapnya, ada warga yang melihat balita itu disilet tangannya kanan-kiri. Warga itu juga melihat sang ibu langsung buru-buru berangkat ke rumah sakit, sambil membawa anaknya dengan mobil.

Feni mengaku ia dan warga sekitar tidak mengenal dan tidak ada yang tahu siapa pemilik rumah itu, karena pemiliknya baru saja tinggal di sana."Saya tidak tahu apa pemilik rumah sudah lapor ke RT atau belum, namanya juga tidak tahu. Setahu saya, rumah itu baru direnovasi sejak tiga bulan lalu," ujar Feni.

Warga lainnya, Ayu (50), yang tinggal di RT 004/ RW 006, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, melihat kejadian yang tidak biasa pada Senin (20/10) pagi di rumah itu.

"Kemarin, Senin (20/10) pagi, sekitar pukul 10.00 atau 11.00 WIB, saya lihat ada tiga ekor burung gagak di rumah itu. Warga lain pun banyak yang melihatnya. Ada yang bilang ada enam burung gagak, tetapi tiga ekor ada di atas genteng" ujar Ayu.

Saat itu, lanjutnya, warga ramai-ramai ke rumah itu, tukang-tukang ojek juga ke sana untuk mengambil burung gagak. "Saya juga lihat anjingnya masih ada di dalam rumah," jelas Ayu.

Warga lalu mengetuk pagar rumah, paparnya, tapi tidak ada yang membuka. Maksudnya, ingin menangkap dan memelihara burung-burung gagak itu.

Karena tidak ada yang membuka, paparnya, akhirnya warga kembali ke rumah masing-masing. Warga tak merasa curiga ada mayat di rumah itu.  "Kalau ada burung gagak, biasanya ada kejadian, seperti ada yang meninggal dunia atau ada yang sakit. Kemarin suara burungnya, 'Kraak', 'Kraak'," ungkapnya.

Ternyata itu benar, lanjut Ayu, malam harinya, Selasa (21/10) dini hari, sudah ketahuan peristiwa pembunuhan itu.

Ayu mengaku tidak kenal dengan penghuni rumah itu. Pasalnya, rumahnya sering terlihat sepi, pagarnya juga tinggi.

Apalagi, lanjutnya, ada anjing yang menjaga rumah sehingga warga tidak berani ke rumah itu. Mereka baru saja tinggal di rumah itu, keluarga kecil dengan satu anak.

"Saya dengar dari warga, tadi malam, Selasa (21/10) dini hari, sekitar pukul 01.00 atau 01.30 WIB, polisi ramai datang ke lokasi rumah itu," jelasnya.

Ketika melihat burung gagak di rumah itu kemarin, Senin (20/10) pagi, Ayu pun menduga pembunuhan sudah terjadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement