REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Direktur Eksekutif Grup Bank Dunia menyetujui dan mendorong program bantuan strategi dua tahun untuk kawasan Palestian yang berfokus mendukung pembangunan termasuk paket dana 62 juta dolar AS untuk rekonstruksi Gaza.
"Strategi ini akan menyeimbangkan stabilisasi jangka pendek dan aktivitas rekonstruksi Gaza dengan operasi dan analisis yang mempromosikan pertumbuhan berkelanjutan," kata Wakil Presiden Regional Bank Dunia untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Inger Andersen, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (1/11).
Meski terdapat tantangan, menurut Inger Andersen, Bank Dunia tetap berkomitmen untuk berkontribusi terhadap upaya masyarakat Palestina meletakkan dasar dari negara mereka di masa mendatang.
Bank Dunia, ujar dia, juga tertarik untuk mengembangkan kesempatan jangka panjang dalam mengembangkan semangat kewirausahaan Palestina yang dinilai merupakan mesin pertumbuhan. Proyek bernilai 62 juta dolar AS itu terdiri atas 42 juta dolar AS untuk dukungan anggaran, serta 21 juta dolar AS yang diarahkan menuju rekonstruksi penting bagi infrastruktur Gaza.
Pembiayaan infrastruktur itu antara lain untuk membangun program yang telah dikelola oleh unit implementasi masyarakat Palestina di Gaza, termasuk Proyek Rehabilitasi Jaringan Listrik serta Proyek Perbaikan Sistem Pembuangan dan Pasokan Air.
Direktur Negara Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza Steen Lau Jorgensen mengatakan, Gaza merupakan salah satu tempat terpadat di dunia dengan masyarakatnya yang telah lama mengalami penderitaan dari tekanan ekonomi dan sosial bahkan sebelum konflik perang terbaru.
"Respons segera Bank Dunia akan mendukung Otoritas Palestina dengan pembiayaan anggaran untuk kebutuhan infrastruktur di sektor energi, air, dan perkotaan," katanya sambil mengingatkan pentingnya agar pihak donor lain juga turut memberikan bantuan.
Sebelumnya, pihak pengawas hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Kamis (30/10) mendesak Israel menghormati hak Palestina dan menuntut negara itu menyelidiki pelanggaran selama serangan berulang terhadap Gaza, Palestina.
Sebagaimana dikutip dari kantor berita AFP, Panitia Hak Asasi Manusia PBB menerbitkan kesimpulan ulasannya pada awal bulan ini atas catatan hak asasi manusia Israel, antara lain menyesalkan hukuman penghancuran terus-menerus rumah warga Palestina di Tepi Barat, kekerasan berlebihan oleh Pasukan Pertahanan Israel dan mencela penggunaan penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap warga Palestina, termasuk anak-anak, di tahanan Israel.
Badan itu, yang mengawasi aturan dunia tentang hak warga dan politik dan menyampaikan ulasan berkala kepada pemerintah, juga menyuarakan keprihatinan atas dugaan pelanggaran hak asasi selama tiga gerakan tentara Israel di Gaza sejak akhir 2008, termasuk perang hampir dua bulan pada musim panas ini, yang menewaskan hampir 2.200 terutama orang, terutama warga Palestina dan 73 di Israel, sebagian besar tentara.