REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Keberadaan ISIS membuat khawatir masyarakat internasional. Teror dengan menampilkan aksi pemenggalan kepala orang tentu menjadi ancaman tersendiri bagi Amerika Serikat (AS).
AS sendiri telah membuat resolusi Dewan Keamanan pada September lalu untuk memberantas ISIS. Namun, usaha AS menghadapi ISIS diperkirakan tidak akan mudah mengingat banyaknya pejuang asing yang ikut serta membantu perjuangan ISIS.
Seperti dikutip Al Arabiya, Sabtu (1/10), Sebuah laporan PBB mengatakan perang melawan ISIS cenderung berbeda mengingat ada sekitar 15.000 pejuang asing yang terlibat di dalamnya.
Jumlah tersebut merupakan fenomena baru. Ahli pemantauan al-Qaida dan Taliban kepada Dewan Keamanan PBB mengatakan jumlah kumuluatif pejuang asing sejak 2010 sampai sekarang terus meningkat tajam.
Lanjutnya, para pejuang asing datang dari 80 negara yang berbeda untuk bergabung dengan ISIS. Tentu, hal ini dapat menjadi polemik ketika para pejuang asing kembali ke negara masing-masing dengan membawa misi khusus.
Majunya teknologi seperti sosial media dimanfaatkan ISIS untuk melakukan seruan dan ajakan kepada masyarakat dunia untuk mau bergabung.
Ikuti Whatsapp Channel Republika