REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat AS kini tengah menyusun rencana pengerahan penasehat militer Amerika ke provinsi Anbar Irak. Mereka juga akan membantu mempersenjatai suku Sunni melawan ISIS.
"Rencana itu sedang dikembangkan," kata petugas senior militer, dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (1/11).
Meskipun begitu, sebelum para penasehat militer ini dikerahkan ke provinsi itu, mereka harus memastikan suku Sunni mau melawan kelompok ISIS serta mengkoordinasikan peran para penasehat militer dari negara lain anti-koalisi.
Tercatat, sekitar 600 penasehat militer AS kini berada di Baghdad dan di utara kota Arbil. Namun, karena pergerakan ISIS semakin meningkat, para pejabat koalisi AS meyakini perlunya untuk menempatkan para penasehat militer tersebut di provinsi Anbar guna membantu pasukan Irak.
"Kami akan membantu memperkuat pertahanan mereka dan memberikan bantuan di luar kota Baghdad dan Arbil, dan khususnya membantu di provinsi Anbar," kata pejabat itu.
Pernyataannya ini disampaikan sehari setelah penasehat tinggi militer AS, Jenderal Martin Dempsey, untuk pertama kalinya menyerukan pengerahan penasehat ke Anbar, asalkan pemerintah Irak mengembalikan pengiriman senjata ke suku-suku Sunni di daerah tersebut.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Chuck Hagel sepakat bahwa para penasehat militer akan dibutuhkan di Anbar setelah suku Sunni dipersenjatai dan persyaratan lainnya dipenuhi. Juru bicara Pentagon Laksamana John Kirby pun menyatakan pengerahan para penasehat militer masih menjadi pilihan. "Namun kami belum sampai sana," katanya.