REPUBLIKA.CO.ID, AROSUKA -- Pendataan sementara oleh aparat Pemerintahan Kecamatan Kubung dan Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, diketahui 61 hektare sawah masyarakat rusak akibat banjir yang melanda daerah itu, Jumat (31/10).
"Dari penghitungan sementara petugas penyuluh pertanian dan perikanan didampingi aparat pemerintahan dari kantor Kecamatan Kubung, 21 hektare persawahan masyarakat petani rusak dan padi mengalami poso," kata Camat Kubung Feri Hendria di Arosuka, Sabtu.
Selain itu, kata dia, kerugian di sektor perikanan juga banyak dialami masyarakat, khususnya para pembudidaya ikan baik perorangan atau yang berkelompok.
Sebagai salah satu contoh, katanya, ada pembudidaya ikan keramba lele dumbo di daerah Kapalo Koto nagari Selayo, yang dalam waktu dekat segera panen, harus menanggung kerugian puluhan juta akibat kolam ikan lelenya hancur dan hanyut diterjang derasnya arus air luapan sungai Batang Lembang.
"Berapa total jumlah kerugian materil dari musibah banjir khusus di sektor pertanian dan perikanan tersebut sampai Sabtu siang masih dalam pendataan petugas," katanya.
Terpisah, Camat Bukit Sundi, Zaharman mengatakan akibat musibah banjir Jumat (31/10), setidaknya 40 hektare areal persawahan petani di daerahnya mengalami kerusakan parah dan poso.
Bahkan, katanya, ada berton-ton padi yang baru di panen warga hanyut oleh arus luapan sungai Batang Lembang, yang bercampur material lumpur batang pepohonan dan lain sebagainya.
Belum lagi ribuan barang elektronik milik warga seperti televisi dan kulkas serta barang lainnya, termasuk sepeda motor, yang mengalami kerusakan, akibat terendam banjir, ujarnya.
"Jumlah kerugian yang pasti masih belum bisa diperkirakan, karena wali nagari yang berada di wilayah Kecamatan Bukit Sundi dibantu aparatur pemerintahan masih melakukan pendataan di lapangan," katanya.