REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampel pasien asal Madiun dan Kediri Jawa Timur yang diduga mengidap Ebola telah dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, Sabtu (1/11). Hasil pemeriksaan sampel paling lambat bisa diketahui setelah 48 jam.
Kepala Balitbangkes Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, seluruh sampel pasien tersebut memang baru pulang dari Liberia. Seluruh pasien tersebut mengeluhkan demam setelah beberapa hari. Kemudian mereka dirawat di rumah sakit dan dirawat isolasi.
"Seluruh sampel memang harus diperiksa di laboratorium kami. Karena minimal harus memenuhi persyaratan BSL 3 dengan ekstraksi virus di BSC 3," kata Tjandra melalui pernyataan tertulis yang diterima Republika, Sabtu siang.
Menurutnya, pasien yang baru pulang dari negara terjangkit Ebola kemudian demam, belum tentu terjangkit virus yang telah menewaskan ribuan orang itu. Bisa saja malaria atau penyakit lain.
Namun, demi kewaspadaan dan kehati-hatian, pasien tersebut dirawat isolasi dan sampelnya segera dikirim ke Balitbangkes Kemenkes.
"Sampai hari Sabtu ini, belum pernah ada kasus Ebola di Indonesia, dan juga belum pernah ada kasus MERS CoV di Indonesia," jelasnya.
Dia menyebut empat gejala yang lebih mengarah ke Ebola bagi warga yang baru pulang dari negara terjangkit. Antara lain demam yang tidak diketahui penyebabnya (fever of unknown origin), nyeri otot hebat, gangguan saluran cerna, dan manifestasi perdarahan.
Ia bahkan mengaku satu pesawat dengan pasien dari Madiun saat baru pulang dari Jenewa, Swiss. Tjandra dan 29 WNI asal Madiun sama-sama transit di Abu Dhabi. Mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Ahad (26/10).
"Selama di pesawat tidak ada satu pun penumpang yang sakit dan tidak ada yang memerlukan bantuan dokter," imbuhnya.
Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) telah siap menerima dan memeriksa seluruh WNI yang baru datang dari Liberia. Berdasar pemeriksaan mereka maka tidak ada seorang pun yang sakit, semua diberita penyuluhan untuk waspada dalam 21 hari ke depan.