REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi PPP Ahmad Yani merasa dijegal maju sebagai Ketua Umum PPP dalam Muktamar VIII PPP di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Ahad (2/11) dini hari WIB.
"Jelas dong (merasa dijegal)," kata Yani seraya meninggalkan arena muktamar, sesaat setelah sidang muktamar menetapkan Djan Faridz sebagai calon tunggal dan terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP 2014-2019, di Jakarta.
Yani mengatakan penetapan Djan Faridz sebagai ketua umum adalah skenario yang dijalankan sedemikan rupa. Dia menilai Muktamar PPP di Jakarta lebih buruk dari Muktamar Surabaya.
"Ini lebih buruk dari Surabaya, tidak demokratis. Nanti kita lihat saja apakah ketua umum baru bisa lebih baik ke depan atau bagaimana," kata Yani.