REPUBLIKA.CO.ID,OTTAWA -- Perdana Menteri Kanada Stephen Harper memutuskan untuk diam dan tidak memberi komentar terkait adanya kejahatan dan kebencian anti-Muslim. Khususnya setelah serangan pada tentara Kanada beberapa waktu lalu.
K elompok Muslim mengatakan mereka kecewa dengan sikap Harper yang tidak mengutuk gelombang baru dalam serangan anti-Muslim. Media Kanada melaporkan bahwa Harper tidak terbuka menyuarakan dukungan bagi umat Islam di negara tersebut meskipun terdapat peningkatan kejahatan dan kebencian.
Koordinator HAM untuk Dewan Nasional Muslim Kanada, Amira Elghawaby mengatakan sebagai pemimpin Kanada, Harper seharusnya berbicara untuk kelompok minoritas yang tinggal di negara tersebut.
"Dia memiliki tanggung jawab untuk mewakili semua orang dan komunitas Muslim tentu Kanada sangat khawatir tentang serangan balik dan saya pikir yang perlu diajak bicara," ujar Elghawaby seperti dilansir Press tv (1/11).
Sedangkan Direktur eksekutif Dewan Wanita Muslim Kanada, Alia Hogben juga mengatakan sikap diam Harper sebagai tindakan yang sangat menyedihkan.
Serangan anti-Muslim terjadi Jumat pagi ketika jendela pecah di sebuah masjid di ibukota Ottawa.
Menurut Dewan Nasional Muslim Kanada, telah terjadi peningkatan sepuluh kali lipat dalam laporan pelecehan terhadap umat Islam. Termasuk penghinaan rasial pada transportasi umum dan intimidasi atau bullying di sekolah.
Peningkatan dramatis dalam laporan pelecehan anti-Muslim di Kanada mengikuti serangan pekan lalu, di mana dua tentara Kanada tewas.