Ahad 02 Nov 2014 21:50 WIB

PAN: Istilah Pimpinan Sementara DPR Salah Kaprah

Sidang Paripurna DPR RI
Sidang Paripurna DPR RI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) Saleh Partaonan Daulay mengatakan istilah pimpinan sementara yang dimunculkan pihak Koalisi Indonesia Hebat di DPR RI salah kaprah dan menyalahi tata tertib.

"Pimpinan sementara hanya dikenal pada masa awal persidangan untuk memilih pimpinan DPR. Pimpinan sementara berasal dari anggota tertua dan termuda. Itu diatur secara jelas dalam tatib," kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan singkat di Jakarta, Ahad (2/11).

Karena itu, Saleh menilai istilah pimpinan sementara yang digunakan oleh fraksi-fraksi anggota Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tidak memiliki dasar hukum. Tidak ada satu pun aturan yang bisa melegalisasi hal tersebut.

Di sisi lain, Saleh menilai istilah DPR tandingan juga tidak dikenal dan cenderung mengada-ada. Karena itu, dia mempersilakan rakyat untuk menilai sendiri perkembangan politik yang ada di DPR.

 

"Istilah dualisme juga tidak benar. Dengan mengatakan dualisme, berarti ada dua pimpinan DPR yang sah. Padahal, dari semua aturan dan tata tertib yang ada, hanya melegitimasi pimpinan DPR yang diketuai Setya Novanto," tuturnya.

Saleh mengatakan pimpinan DPR yang diketua Setya telah dilantik oleh Mahkamah Agung. Bahkan Presiden Joko Widodo juga sudah mengirimkan surat resmi berupa konsultasi tentang nomenklatur kabinet. Saleh mengatakan Koalisi Merah Putih selalu siap membuka diri untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Namun, musyawarah yang dilakukan harus merujuk pada tata tertib dan peraturan yang berlaku.

Bila musyawarah mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak supaya tugas-tugas kedewanan tetap dapat terlaksana. "Itu jelas dan tidak perlu diperdebatkan. Pemungutan suara itu juga demokratis. Buktinya, pemilu dilakukan dengan pemungutan suara. Kalau pemungutan suara dianggap tidak sah, maka hasil pemilu pun bisa saja dipertanyakan keabsahannya," katanya.

Saleh mengatakan rakyat sudah cerdas dalam menilai persoalan yang terjadi di DPR. Karena itu, dia berharap semua dapat kembali merekatkan kebersamaan. "Jangan melakukan manuver-manuver yang jelas-jelas merugikan kepentingan rakyat dan mengganggu pemerintahan Jokowi-JK," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement