REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat Pertanian Agribisnis Leta Rafael Levis, mengingatkan pemerintah agar tidak menyepelekan dampak kemarau panjang terhadap produksi pangan pada musim panen 2015.
"Bagaimanapun cuaca ekstrim berupa kemarau panjang yang telah berlangsung dalam dua tahun terakhir telah berkontribusi terhadap target produksi pangan petani di Nusa Tenggara Timur, sehingga perlu diwaspadai dan dilakukan antisipasi sejak dini," kata pengamat dari Universitas Nusa Cendana Kupang Ir di Kupang, Senin (3/11).
Ia mengatakan hal itu menanggapi kemarau panjang yang yang melanda NTT. Dimana dampaknya terhadap target produksi padi dan jagung yang telah ditetapkan pada musim panen 2015.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menargetkan 2015 produksi meningkat 15 persen. Di 2014 produksi padi mencapai 3,03 ton per hektar.
Target produksi itu sesuai dengan angka ramalan BPS NTT 2014. BPS juga mematok produksi padi NTT akan meningkat 15 persen lebih dibanding tahun sebelumnya.
Menurut Leta Levis, NTT memiliki potensi lahan kering 1.520.000 hektar dan 264 ribu hektar lahan basah namun belum dimanfaatkan secara optimal. "Petani harus memanfaatkan lahan tersebut baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau. Sebab pada musim kemarau terjadi kekurangan air sehingga semua sumber air yang tersedia perlu dimanfaatkan secara efisien," katanya.