REPUBLIKA.CO.ID,GAMBIR--Kawasan Monumen Nasional (Monas) telah ditertibkan, namun masih banyak oknum masyarakat yang menyalahgunakan area publik tersebut untuk perbuatan asusila dan berdagang kembali.
"Sebenarnya kami sudah mengupayakan, setiap jam tutup untuk menutup, kami juga sudah patroli, menyisisir setiap sudut di kawasan Monas, tapi namanya orang, selesai kita sisir mereka ke tempat itu lagi," jelas Kepala Unit Pengelola Monumen Nasional (UP Monas) Rini Hariyani, Senin (3/11).
Menurut Rini, salah satu kendala penerapan jam operasional malam di kawasan Monas adalah rusaknya sejumlah pagar kawasan Monas. Akibatnya meskipun sudah ditutup, para pengunjung ataupun Pedagang Kaki Lima (PKL) masih tetap bisa masuk ke dalam area kawasan Monas.
Namun, lanjut Rini, sampai saat ini pihak UP Monas belum mendapatkan anggaran pembenahan pagar kawasan Monas.
"Pembenahan pagar-pagar masih nunggu anggaran, belum turun," ucapnya.
Robby (23), salah satu pengunjung di Kawasan Monas mengeluhkan pagar yang rusak di kawasan Monas. Menurutnya salah satu penyebab maraknya PKL adalah pagar monas yang sudah tidak layak. Banyak pagar yang sudah rusak dan dijadikan jalan masuk para PKL.
"Gimana enggak mau banyak PKL, pagarnya saja sudah rusak dan bolong-bolong," ujar warga Pasar Minggu itu.
Seperti diketahui Monas memberlakukan jadwal buka yang baru pertengahan September 2014 lalu yaitu dari pukul 04.00 hingga pukuk 20.00 WIB. Tujuannya, untuk mengurangi para PKL dan perbuatan-perbuatan yang tidak diinginkan saat malam sudah larut.