Senin 03 Nov 2014 12:15 WIB

Di Tahanan, Pem-'Bully' Jokowi Dipercaya Jadi Muazin

Rep: c06/ Red: Mansyur Faqih
Presiden Joko WIdodo (kedua kanan) dan Ibu Iriana Joko Widodo (kanan) menerima Ibu Mursida (kedua kiri) Orang tua Muhammad Arsyad (MA) tertuduh pelaku penghinaan kepada presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Sabtu, (1/11).
Foto: antara
Presiden Joko WIdodo (kedua kanan) dan Ibu Iriana Joko Widodo (kanan) menerima Ibu Mursida (kedua kiri) Orang tua Muhammad Arsyad (MA) tertuduh pelaku penghinaan kepada presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Sabtu, (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama 11 hari mendekam di tahanan Mabes Polri, Muhammad Arsyad tersangka pornografi dan bully Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kesehariannya selama di balik jeruji.

Selama di tahanan, dia mengaku, tak mendapat perlakuan khusus. Semua petugas pun bersikap baik dengannya. Selama di sana, ia dipercaya untuk mengisi azan shalat lima waktu serta menjadi muazin salat Jumat. 

Imen, sapaan akrabnya, mengatakan, mendapat makan tiga kali sehari. Serta tidur beralas kasur. Jika sedang kedapatan piket, Imen harus mencuci piring seusai makan dan juga membersihkan lingkungan penjara. 

Dia menambahkan, jika jadwal piket dalam sehari ada lima orang. Sementara jika sedang tidak piket ia hanya mengahabiskan waktu dengan tidur. 

Kemudian, jika waktu salat telah tiba ia bergegas ke masjid untuk adzan. Anak pertama dari empat bersaudara ini mengaku mendapat pelajaran dari masalah ini. Yaitu, menjadi lebih dekat dengan Allah ketika berada di tahanan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement