Senin 03 Nov 2014 12:34 WIB

Kompensasi E-Money, Pendidikan Bagus Bagi Masyarakat

Rep: CR05/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
A visitor tries e-money bracelet, new innovation provided by Bank Mandiri. (file photo)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
A visitor tries e-money bracelet, new innovation provided by Bank Mandiri. (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kompensasi kenaikan harga subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) akan diberikan pemerintah melalui rekening ponsel atau e-money kepada masyarakat tidak mampu yang berhak menerimanya. Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Muslimin Anwar mengatakan, kebijakan baru tersebut kendati akan sedikit merepotkan terutama bagi warga yang belum memiliki ponsel, namun sistem baru itu bagus untuk mendidik masyarakat.

"Ponsel ini sudah menjadi kebutuhan zaman sekarang. Tujuannya ini agar  masyarakat juga bisa beli ponsel. Bisa saja kan masyarakat menggunakan dana kompensasi yang didapat untuk membeli ponsel," ujar Muslimin saat dihubungi ROL di Jakarta, Senin (3/11).

Ditambahkan Muslimin, akses soal ponsel juga relatif lebih mudah ketimbang perbankan. Dan tentunya menurut dia, masyarakat tidak perlu membeli ponsel yang terlampau mahal. "Yang murah-murah saja sekarang banyak, kartu sim juga sudah murah, terus harga pulsanya juga sudah murah kok," kata dia.

Di sisi lain, soal alokasi dana pemerintah untuk program ini sebesar RP 5 Triliyun dinilai Muslimin tidak perlu tambahan selama semuanya tepat sasaran. "Program ini memancing masyarakat ya, kail agar mereka bisa belajar, dan menurut saya akan lebih memudahkan mereka juga kok karena langsung dapat uangnya lewat ponsel masing-masing daripada dapat uang dari media lain," ujarnya.

Sebagai informasi, dana kompensasi yang didapat masyarakat melalui rekening ponsel nantinya bisa ditukarkan menjadi uang tunai melalui semisal kantor pos terdekat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement