REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wacana penerapan kompensasi kenaikan harga subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk masyarakat tidak mampu yang akan diberikan pemerintah melalui rekening ponsel atau e-money, terus bergulir.
Mengingat ini merupakan kebijakan baru dan dibutuhkan kesiapan yang matang, namun menurut Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia Muslimin Anwar, sosialisasi dari pemerintah belum optimal. "Masih sangat kurang, harus lebih digencarkan lagi. Ini sama halnya dengan fenomena konversi minyak tanah ke gas dulu yang sangat perlu sosialisasi intens," ujar Muslimin saat dihubungi ROL, Senin (3/11).
Muslimin mengatakan, sosialisasi tersebut bisa dengan cara mendatangkan langsung agen atau ahli yang mengerti betul terkait skema penyaluran kompensasi subsidi BBM tersebut. "Atau bisa juga oleh pemerintah, terlebih sosialisasi untuk masyarakat yang berada di pelosok atau daerah-daerah," lanjut Muslimin.
Dia menambahkan, sosialiasi harus dilakukan serinci mungkin, agar masyarakat juga cepat beradaptasi. "Sosialisasinya harus cepat, ttepat dan sedetail mungkin," katanya menambahkan.
Sebagai informasi, sistem penyaluran kompensasi lewat rekening ponsel ini sebelumnya dikenal dengan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di pemerintahan era SBY. Kementerian Keungan dalam Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla menilai sistem ini akan lebih efektif ketimbang menyalurkan uang tunai secara langsung pada masyarakat seperti BLSM itu.