REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Lembaga Observasi Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) menyatakan sekitar 2 ribu orang tewas di dalam penjara di Suriah sepanjang tahun ini. Seperti dilansir //Al Arabiya//, dari sekitar 2 ribu orang tewas itu terdapat anak-anak di bawah usia 18 tahun yang berjumlah 27 anak.
Penyebab kematian para tahanan diduga kuat karena penyiksaan, kelaparan, serta kurangnya perawatan medis. Kondisi mengenaskan di tahanan itu telah menuai kritik dari berbagai kelompok HAM. Bahkan mereka menuduh rezim berkuasa telah melakuakn penyiksaan dan penganiayaan.
Awal tahun ini, 55 ribu foto tentang pelanggaran dan buruknya kondisi penjara-penjara di Suriah disebarkan oleh mantan fotografer dari kepolisian Suriah. Selain itu, Lembaga Observasi Suriah juga mengkritik pemerintahan yang terkadang tidak menyerahkan korban yang tewas di penjara kepada keluarganya, melainkan hanya memberitahukannya saja.
Selain itu, beberapa kasus ditemukan pihak keluarga korban tewas dipaksa untuk mau menandatangani dokumen yang mengatakan keluarga mereka telah dibunuh oleh pasukan oposisi. Direktur Observasi Suriah Rami Abdel Rahman mengatakan kurangnya akuntabilitas telah menyebabkan kematian yang meluas di penjara.
"Ketika si pembunuh tahu bahwa tidak ada hukuman, ia terus melakukan kejahatan dan melakukan lebih banyak lagi," katanya kepada //AFP//, Senin (3/10).
Tercatat sekitar 190 ribu orang tewas sejak perang saudara Suriah dimulai pada Maret 2011 sebagai gerakan untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.