Senin 03 Nov 2014 20:35 WIB

Pasien Kediri Sempat Diduga Ebola Masih di Ruang Isolasi

Petugas membawa boks berisi sampel urine milik pasien suspect ebola untuk dicek ke laboratorium di Rumah Sakit Umum Propinsi (RSUP) dr. Soedono Madiun, Jatim, Ahad (2/11).
Foto: Antara/Siswowidodo
Petugas membawa boks berisi sampel urine milik pasien suspect ebola untuk dicek ke laboratorium di Rumah Sakit Umum Propinsi (RSUP) dr. Soedono Madiun, Jatim, Ahad (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pelem, Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, masih menempatkan GN (45), pasien yang sempat diduga terkena penyakit Ebola, di ruang isolasi demi memulihkan kesehatannya.

"Kami tunjang dia, supaya lebih sehat lagi. Selama ini, kami beri obat misalnya antibiotik," kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Pelem, Pare dokter Sulistyono SpS saat dikonfirmasi terkait dengan kondisi GN di Kediri, Senin (3/11).

Pihaknya juga mengaku, belum memindah ruang perawatan GN, walaupun ada kabar yang menyebutkan jika GN negatif terkena penyakit Ebola. Sampai saat ini pihak rumah sakit belum menerima hasil uji laboratorium secara tertulis.

Untuk itu, pihaknya masih menempatkan GN di ruang isolasi dan untuk sementara keluarga tidak diizinkan masuk ke ruang isolasi tersebut. Untuk perawatan, tim medis diturunkan sekitar sembilan orang, yang bertugas secara bergantian setiap hari.

Pihaknya juga mengatakan, untuk pemantauan kondisi GN sejak awal melibatkan sejumlah dokter yang mempunyai spesialis di bidangnya masing-masing, seperti dokter penyakit dalam, paru, ataupun patologi. Mereka memantau kondisi GN sejak awal dirawat di rumah sakit ini.

Namun, ia menegaskan, kondisi GN saat ini sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan saat ia dibawa ke rumah sakit pertama kali. Saat ini, demamnya sudah mulai turun, suhu badannya juga relatif stabil, antara 36-37 derajat Celsius. "Demam sudah tidak ada, nyeri saat menelan juga sudah tidak," ujarnya.

Melihat kondisinya yang sudah relatif stabil, Sulistyono mengatakan sebenarnya pasien sudah diperbolehkan pulang. Namun, karena awalnya ia terduga virus Ebola, pihak rumah sakit harus memberlakukan standar pengobatan, di antaranya perawatan di ruang isolasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Adi Laksono membenarkan terkait dengan hasil uji laboratorium pasien terduga Ebola di Kediri yang negatif. "Hasil uji laboratorium dari Surabaya negatif semua (pasien terduga Ebola dari Kediri dan Madiun)," kata Adi.

GN adalah salah satu dari 28 buruh migran yang kembali dari Liberia pada Ahad (26/10). Ia dirawat di rumah sakit setelah mengaku mengeluhkan sakit dengan gejala demam, nyeri saat menelan, nyeri sendi, dan batuk.

Ia sempat dirawat di puskesmas setempat lalu dirujuk ke rumah sakit setelah demamnya tidak kunjung turun. Ia diduga terjangkit penyakit Ebola, mengingat gejala ia sakit mirip dengan gejala penyakit Ebola. Terlebih lagi, ia baru pulang dari Liberia, salah satu negara endemik Ebola.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement