Selasa 04 Nov 2014 07:12 WIB

Dolar AS Menguat Dipicu Kebijakan Moneter Eropa dan Jepang

Mata uang dolar AS (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika
Mata uang dolar AS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Senin (3/11) atau Selasa pagi WIB, setelah menguatnya spekulasi bahwa the Fed sebagai bank sentral Amerika Serikat (AS) bakal segera menaikkan suku bunga. 

Dari pentas global, bank sentral Eropa dan Jepang kini siap memperluas kebijakan stimulus moneter mereka. Kebijakan ini diambil untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat. 

The Institute for Supply Management (ISM) AS mengatakan pada Senin bahwa indeks pembelian manajer (PMI) manufaktur di negara itu naik menjadi 59,0 pada Oktober, bertambah 2,4 dari September. Angka tersebut, mengalahkan estimasi pasar sebesar 56,1. Kenaikan itu menunjukkan ekspansi lanjutan di bidang manufaktur.

Sebuah laporan terpisah yang dirilis oleh perusahaan data Markit pada Senin menunjukkan sektor manufaktur Zona Euro nyaris stagnan.  PMI tercatat 50,6 pada Oktober, sedikit naik dari September pada level 50,3 --yang menjadi angka terendah dalam 14 bulan. 

Momentum kenaikan pertumbuhan ekonomi AS memicu ekspektasi investor bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga sebelum pertengahan 2015. Spekulasi ini tidak terbendung meski bank sentral AS ini menjamin pada Oktober lalu bahwa suku bunga mereka tidak akan naik dalam waktu dekat.

Kurs yen terhadap dolar AS terus naik pada Senin dan melonjak menjadi 114,22 pada pertengahan perdagangan. Kenaikan ini terhitung yang tertinggi sejak Desember 2007, setelah langkah-langkah stimulus tak terduga bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ).

Jumat lalu, BoJ mengejutkan para analis pasar melalui pemungutan suara menaikkan target tahunan untuk memperbesar basis moneter negara itu untuk sekitar 80 triliun yen (731,28 miliar dolar AS). Kebijakan diambil untuk menangkis meningkatnya ekspektasi deflasi. BoJ juga mengatakan akan membeli lebih banyak surat utang negara dari bank-bank dan lembaga keuangan lainnya.

Pada akhir perdagangan di New York, euro turun menjadi 1,2489 dolar dari 1,2527 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,5974 dolar AS dari 1,5991 dolar AS. Dolar Australia turun menjadi 0,8685 dolar AS dari 0,8795 dolar AS.

Dolar AS dibeli 113,78 yen Jepang, lebih tinggi dari 112,29 yen di sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9650 franc Swiss dari 0,9626 franc Swiss dan bergerak naik ke 1,1367 dolar Kanada dari 1,1275 dolar Kanada.

sumber : Antara/Xinhua
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement