REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kendala dihadapi Farishad Latjuba saat menggarap film "Mantan Terindah". Salah satunya menghadapi cerita yang harus berubah untuk disesuaikan dengan target penonton.
"Kesulitanya adalah gue harus membangun dulu rasa di film itu, karena kan dengan perubahan cerita berarti ada kekuatan baru, segmen (penonton) baru," ujar Farishad Latjuba sutradara film "Mantan Terindah" saat berkunjung ke redaksi Republika beberapa waktu lalu.
Salah satunya, kata Echa, adalah membangun kekuatan dari karakter utama. Diceritakan adalah Nada (Karina Salim) merupakan seorang wanita yang memiliki kekuatan bisa melihat masa depan. Namun Nada mendadak jadi orang yang tertutup setelah kematian kakaknya.
Ia merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan sang kakak, meski ia tahu lebih dulu soal peristiwa yang akan menimpa kakaknya itu.
Perubahan besar akhirnya terjadi saat Nada bertemu Genta (Edward Akbar) beberapa tahun kemudian. Kekuatan itu muncul seiring perasaan cinta Nada kepada Genta.
Namun Nada memilih menghindar karena takut kejadian yang menimpa kakaknya juga terjadi pada Genta.
"Buat gue disinilah kekuatanya. Gimana kekhawatiran secara psikis itu menghinggapi karakter utama. Buat gue ini sesuatu yang fresh," kata dia. "Gue bisa maenin ruang dan waktu di film, juga ruang yang buat si karakter utama adalah jelas dan nggak jelas," ujar Echa.
"Mantan Terindah" akan tayang mulai 6 November mendatang.