REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Total impor mengalami peningkatan menjadi 15,5 miliar dolar AS pada September 2014 atau naik 5,1 persen dari bulan sebelumnya (MMoM) dan 0,2 persen dari tahun sebelumnya (YoY).
Peningkatan tersebut dipicu oleh naiknya impor migas sebesar 7,4 persen MoM. Meski pun secara YoY turun 1,7 persen. Sedangkan impor nonmigas hanya naik sebesar 4,4 persen MoM dan 0,8 persen YoY.
"Impor di September masih didominasi oleh bahan baku/penolong dan barang modal yang masing-masing memiliki pangsa 75,6 persen dan 16,9 persen." kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di Jakarta, Selasa (4/11).
Ia menjelaskan, seluruh impor jenis barang meningkat dibanding bulan lalu. Yaitu, impor bahan baku/penolong dan barang modal mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,6 persen dan 4,9 persen pada September 2014. Sementara impor barang konsumsi hanya naik 0,3 persen dibanding bulan sebelumnya.
Komoditas impor yang naik signifikan pada September 2014 antara lain, gandum-ganduman yang tumbuh 39,0 persen MoM dan 58,1 persen YoY. Kemudian, bubur kayu (pulp) yang merupakan bahan baku penolong naik 59,1 persen MoM dan 10,5 persen YoY. Serta barang konsumsi seperti susu, mentega, dan telur naik 26,6 persen MoM dan 15,0 persen YoY.
"Secara komulatif, impor Januari sampai September 2014 mencapai 134,4 miliar dolar AS, atau turun sebesar 4,3 persen YoY. Yang terdiri atas impor migas sebesar 33,0 miliar dolar AS atau turun 1,8 persen dan impor nonmigas 101,4 miliar dolar AS atau turun 5,0 persen," imbuhnya.