REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jazi Eko Istiyanto mengatakan kerja sama internasional dalam bidang pengawasan nuklir penting, sebagai upaya menciptakan keselamatan nuklir.
"Kerja sama internasional termasuk dalam kerangka Asia-Europe Meeting (Asem) penting untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam rangka memperkuat sistem pengawasan nuklir," katanya di Yogyakarta, Selasa (5/11).
Di sela seminar Asem bertema "Infrastruktur Keselamatan Nuklir yang Efektif, Transparan, dan Berkelanjutan", ia mengatakan kegiatan itu diharapkan menyepakati "Chair's Summary".
"Chair's Summary" menggarisbawahi pentingnya pembentukan sistem pengawasan nuklir yang efektif dan upaya memajukan isu keselamatan nuklir agar menjadi prioritas dalam kebijakan pemanfaatan tenaga nuklir.
"Seminar yang diselenggarakan Bapeten bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri sebagai bagian dari komitmen Indonesia untuk memajukan kerja sama Asem dalam bidang keselamatan nuklir," katanya.
Menurut dia, kegiatan itu merupakan "platform" diskusi bagi para mitra Asem untuk berbagi informasi dan pengalaman serta teknologi yang dikembangkan untuk mengoptimalkan peran negara dalam memastikan pemenuhan keselamatan instalasi nuklir.
"Kegiatan itu juga bertujuan mendorong pengembangan kapasitas organisasi dan kerja sama Asia-Eropa dalam keselamatan nuklir," katanya.
Ia mengatakan Asem merupakan proses dialog informal antara negara-negara Asia dan Eropa yang dibentuk di Bangkok, Thailand, pada 1996.
"Dari semula beranggotakan 26 mitra, Asem berkembang hingga beranggotakan 53 mitra," kata Jazi.