Rabu 05 Nov 2014 11:37 WIB

30 Orang Tewas dalam Serangan Terbaru di Nigeria

Red: Julkifli Marbun
Boko Haram
Foto: Times Live
Boko Haram

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Sedikitnya 30 anggota kelompok Syiah telah dikonfirmasi tewas dalam serangan pada Senin (4/11) oleh pembom bunuh diri yang diduga anggota Boko Haram, selama prosesi di Potiskum di Negara Bagian Yobe, bagian timurlaut Nigeria.

Sekretaris Pelaksana Dewan Managemen Rumah Sakit Yobe Mamman Mohammed mengatakan 30 mayat dan 89 orang yang cedera dicatat.

Ia memberitahu Ibrahim Gaidam, Gubernur Yobe yang menjenguk korban di Rumah Sakit Umum Potiskum bahwa sebagian korban yang menderita luka parah telah dirujuk ke lembaga kesehatan tersier di Azare dan Nguru, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.

Gaidam menginstruksikan agar perawatan gratis diberikan kepada semua korban, dan mengatakan, "Pemerintah akan menanggung semua biaya medis korban, termasuk mereka yang ditujuk ke rumah sakit lain di luar negara bagian tersebut."

Ia juga mengucapkan belasungkawa kepada masyarakat Syiah atas kematian anggota mereka.

Petempur Boko Haram juga melancarkan serangan terhadap satu kantor polisi setempat di Negara bagian Gombe, Nigeria Timurlaut, Selasa, dan melumpuhkan beberapa polisi yang bertugas serta menjarah senjara mereka, kata sumber keamanan dan warga.

Puluhan pria yang memiliki senjata canggih menyerbu Daerah Nafada di negara bagian Nigeria Timurlaut tersebut. Mereka membakar kantor polisi itu setelah melancarkan aksi teror terhadap warga dan petugas keamanan, kata seorang saksi mata melalui telepon.

Namun, beberapa sumber lain keamanan yang tak ingin disebutkan jatidiri mereka mengatakan dikhawatirkan ada korban jiwa akibat penembakan tersebut.

Serangan serupa dilancarkan pada 19 November 2013 oleh tersangka petempur Boko Haram yang menyerbu kantor polisi di Daerah Kwami di Negara Bagian Nigeria Timurlaut. Empat orang tewas dan banyak orang lagi cedera serangan itu.

Banyak pengulas di Nigeria mengatakan Boko Haram telah menjadi makin berani dalam dua pekan belakangan untuk membuktikan pembangkangan mereka terhadap kesepakatan gencatan senjata yang mungkin dicapai dengan Angkatan Bersenjata Nigeria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement