REPUBLIKA.CO.ID,
Padahal, menjadi seorang pemimpin haruslah melalui hal itu semua, jika dengan dirinya sendiri tidak bisa bertanggung jawab dan menjaga hawa nafsunya, lalu bagaimana dengan bangsa dan negaranya yang berisi ratusan juta jiwa," tambahnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia, Prof Dr Tuty Alawiyah AS menyebutkan, kriteria pemimpin yang dibutuhkan bangsa ini adalah orang yang memiliki ketaqwaan dan aqidah yang kuat, memiliki sifat amanah, berakhlak mulia, bertanggung jawab kepada bangsa dan umat yang dipimpinnya.
Selain itu jauh dari kakafiran, mempunyai sifat adil-seadilnya serta menyelamatkan bangsa ini dari yang menjeratnya, seperti kemiskinan dan ketidakpedulian.
"Dalam Islam pemimpin merupakan posisi yang strategis, penting namun berat. Tidak sembarang orang bisa melaksanakan tugas kepemimpinan. Khususnya dalam Islam, haruslah sosok yang peduli dengan urusan agamanya jika tidak peduli maka tidak laik dan bukanlah bagian dari umat Islam," jelasnya.
Harus diingat pula, kata Rektor Universitas Islam As-Syafi'iyyah (UIA) ini, seorang pemimpin janganlah terlalu cepat mengambil keputusan dan harus memufakatkannya terlebih dahulu.
Selain itu, seorang pemimpin harus legowo, siap menerima kritik, pendapat maupun perbedaan. ''Dan, apabila tidak diterapkan maka, bangsa ini tidak akan stabil,'' ujar Tutty mengingatkan.
"Saya berpesan kepada setiap pemimpin saat ini, janganlah membuat perpecahan dan keributan, jadilah pemecah masalah bukan pembuat masalah. Jadilan pemimpin yang mengayomi rakyatnya untuk bekerja sama membangun dan memperbaiki bangsa ini,'' terang Tutty Alawiyah AS.
Ia juga mengharapkan para pemimpin untuk bisa menghilangkan rasa egonya pada golongan tertentu saja. ''Perbaikan bangsa ini adalah PR kita semua, karena kita hidup hanyalah mencari ridha Allah SWT," ujarnya pada Republika.