Rabu 05 Nov 2014 14:32 WIB
WNI dimutilasi di Hong Kong

Polri Ambil Sampel DNA Keluarga WNI yang Dimutilasi di Hong Kong

Rep: c82/ Red: Joko Sadewo
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar
Foto: antara
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampel DNA keluarga dua WNI yang dibunuh di Hong Kong bernama Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih direncanakan akan tiba di Jakarta pada Jumat (7/11) mendatang. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, saat ini, petugas sedang menuju kediaman keluarga kedua korban.

Boy mengatakan, keluarga Sumarti Ningsih berada Cilacap, Jawa Tengah dan Seneng Mujiasih di Muna, Sulawesi Selatan. "Tim Jateng sedang menuju Cilacap untuk mengambil sampel pihak keluarga untuk DNA dan untuk yang berasal dari Muna, tim forensik sedang berupaya kesana," kata Boy di Mabes Polri, Rabu (5/11).

Saat ini, lanjut Boy, Polri terus berkoordinasi dengan tim Polri yang ada di Hong Kong. Koordinasi tersebut dalam bentuk bantuan identifikasi melalui data antem mortem.

"Untuk proses investigasi, Polri kerjasama dengan negara setempat, Hong Kong, kita hormati proses yang dilakukan polisi Hong Kong," ujarnya.

Sebelumnya, pihak kepolisian Hong Kong menahan seorang pria warga negara Inggris bernama Rurik Jutting (29), Sabtu (1/11). Ia diduga telah melakukan pembunuhan terhadap dua perempuan asal Indonesia, bernama Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena Ruri yang belakangan diketahui bernama asli Seneng Mujiasih.

Jutting merupakan bankir di Bank of America Marrill Lynch. Di dalam apartemen miliknya di Distrik Wan Chai, Hong Kong, ditemukan mayat perempuan dengan luka akibat pisau di leher. Delapan jam kemudian, tubuh Sumarti dalam keadaan terpotong ditemukan di dalam koper di balkon apartemen tersebut.

Dalam dakwaan pengadilan, disebutkan bahwa Sumarti dibunuh pada 27 Oktober, sementara Seneng dibunuh pada 1 November.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement