REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri belum bisa memastikan pekerjaan dua warga Indonesia yang dibunuh oleh seorang bankir Inggris di Hongkong beberapa waktu lalu. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, saat ini pihak kepolisian belum bisa mendapatkan data dua perempuan bernama Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih tersebut.
"Nanti akan ditelusuri, bisa saja dari visanya," kata Boy di Mabes Polri, Rabu (5/11).
Boy mengatakan, saat ini, Polri tengah memprioritaskan pemulangan kedua WNI tersebut. Polri pun akan membantu kelancaran pemeriksaan DNA dengan mengirimkan sampel keluarga dari Indonesia ke Hongkong.
"Dari penyelidikan lebih lanjut akan diketahui tujuan mereka kesana, dalam kaitan apa, dalam rangka apa mereka di sana," ujarnya.
Sebelumnya, sampel DNA keluarga dua WNI yang dibunuh di Hongkong bernama Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih direncanakan akan tiba di Jakarta pada Jumat (7/11) mendatang. Boy mengatakan, saat ini, petugas sedang menuju kediaman keluarga kedua korban. Keluarga Sumarti Ningsih di Cilacap, Jawa Tengah dan Seneng Mujiasih di Muna, Sulawesi Tenggara.
"Tim Jateng sedang menuju Cilacap untuk mengambil sampel pihak keluarga untuk DNA dan untuk yang berasal dari Muna, tim forensik sedang berupaya kesana," kata Boy.
Saat ini, lanjut Boy, Polri terus berkoordinasi dengan tim Polri yang ada di Hongkong. Koordinasi tersebut dalam bentuk bantuan identifikasi melalui data antem mortem.
"Untuk proses investigasi, Polri kerjasama dengan negara setempat, Hong Kong, kita hormati proses yang dilakukan polisi Hongkong," ujarnya.