REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Ayah salah satu TKI yang menjadi korban pembunuhan di Hongkong, Sumarti Ningsih (23 tahun) mengaku syok setelah mendengar putrinya terbunuh dengan sadis.
“Saya diberitahu, jika putri saya dibunuh, dimutilasi dan dikemas dalam koper, ini sudah menjadi takdirnya,”ujar Ahmad Kaliman, Selasa (4/11).
Dilansir dari BBC, sang ayah yakin, pembunuh yang akan diadili pada Senin (10/11) mendatang itu akan dijatuhi hukuman mati. Pihak keluarga juga berharap jenazah Sumarti segera dikembalikan pada mereka.
“Saya meminta pemerintah Indonesia membantu saya mengembalikan jenazah putri saya secepatnya. Karena dia masih warga negara Indonesia,”kata Kaliman.
Orang tua Ningsih diberitahu kematiannya pada Senin malam lalu. Menurut pengakuan orang tuanya, Ningsih pergi ke Hongkong menggunakan visa turis sekitar dua bulan lalu.
Terakhir mereka komunikasi pada Rabu (15/10) lalu. Ketika itu Ningsih menelpon ayahnya dan menanyakan kabar keluarga.
Ningsih berjanji akan kembali ke Indonesia pada Ahad (2/11). Pihak keluarga menunggu kepulangannya namun tak kunjung datang, SMS yang dikirimkan pun tidak terkirim hingga saat ini.
Menurut ayahnya, Ningsih bekerja di sebuah restoran. Ayahnya pun percaya begitu saja. Sumarti sebelumnya diketahui bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tapi ternyata dilaporkan juga sebagai pekerja seks komersil.
Sumarti Ningsih merupakan salah satu wanita yang tewas oleh pria yang pernah bekerja sebagai bankir. Pembunuhnya Rurik Jutting ditangkap Senin (3/11) lalu.