REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Setelah melakukan aksi buligir (telanjang) dada bersama ribuan bobotoh dan viking saat menyaksikan pertandingan Persib Bandung melawan Arema di Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa (4/11) kemarin, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menerima berbagai komentar baik pro dan kontra atas tindakannya tersebut.
Ia menyadari tindakannya akan menuai pro kontra. Tetapi, ia mengaku punya alasan untuk melakukan hal tersebut.
"Setiap tindakan mah wajar ada pro dan kontra, tapi orang harus tau asbabun nuzulnya (sebab) kenapa saya begitu," ujar pria lulusan S2 Amerika Serikat tersebut.
Ia beralasan apa yang dilakukannya tersebut didasarkan kondisi para bobotoh yang saat itu ditolak masuk ke stadion karena menggunakan atribut Persib. Sehingga pilihannya, para bobotoh yang tidak membawa baju lain harus melepas pakaiannya.
"Situasi saat itu mulai panas karena tidak boleh masuk, makanya saya bilang sudah buka baju saja, saya juga ikutan, mungkin kalau engga begitu sudah rusuh," lanjut Emil.
Ia pun membantah aksi yang dilakukannya itu sebagai bentuk fanatik yang berlebihan. Sebab, aksi itu dilakukan dikarenakan kondisi pada saat itu.
"Itu bukan gaya-gayaan, memang harusnya begitu untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, tapi akhirnya, dengan begitu malah mempersatukan," ujarnya.