REPUBLIKA.CO.ID, BORDEAUX -- Pelatih Bordeaux, Willy Sagnol, memancing kontroversi dengan melabeli para pemain Afrika sebagai 'murah' ketika ia menyampaikan bahwa jadwal pelaksanaan Piala Afrika membuat dirinya keberatan merekrut pemain-pemain dari benua itu.
Sagnol, mantan bek AS Monaco, Bayern Muenchen, dan Prancis yang menjadi pelatih Bordeaux pada musim panas, juga mengindikasikan bahwa para pemain Afrika kurang 'cerdas' dan 'disiplin'. Dia mengatakan hal tersebut pada wawancara dengan surat kabar Bordeaux Sud-Ouest.
"Kami mengurusi satu pertandingan pada satu waktu, namun ya, itu merupakan masalah," kata Sagnol ketika ditanyai bagaimana ia akan mengatasi masalah kehilangan pemain yang tampil di Piala Afrika pada awal tahun baru.
"Selama saya tetap menjadi pelatih Bordeaux, hanya akan ada jauh lebih sedikit pemain Afrika yang datang ke Girondins de Bordeaux,'' katanya. ''Karena, saya tidak senang melihat 12 pemain pergi selama dua bulan setiap dua tahun."
Sagnol, mantan pemain internasional Prancis yang tercatat 58 kali membela timnas dan merupakan bagian integral dari tim yang mencapai final Piala Dunia 2006, kemudian memberi penilaian yang lebih kasar terhadap kualitas-kualitas tipikal pemain Afrika.
"Itu adalah kriteria yang harus diperhitungkan saat merekrut para pemain," kata pria 37 tahun itu yang juga mengangkat trofi Liga Champions 2001 bersama klub Jerman Bayern Muenchen.
"Keuntungan terhadap apa yang akan saya sebut sebagai tipikal pemain Afrika adalah mereka murah, siap bertarung, selalu berada dalam kondisi yang Anda sebut sebagai penuh tenaga di atas lapangan."
"Namun sepak bola bukan hanya itu, ini masalah teknik, kecerdasan, disiplin, maka Anda memerlukan semuanya,'' ujarnya.