Rabu 05 Nov 2014 20:32 WIB

Soal BBM, Fadli Zon Dukung Effendi Simbolon dan Rieke Dyah Pitaloka

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sekretaris tim kampanye nasional Prabowo-Hatta, Fadli Zon (kanan) saat menjadi pembicara dalam diskusi publik di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (5/7).
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sekretaris tim kampanye nasional Prabowo-Hatta, Fadli Zon (kanan) saat menjadi pembicara dalam diskusi publik di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Fadli Zon mendukung sikap sejumlah politikus PDIP yang menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Dia menilai penolakan terhadap kenaikan BBM bersubsidi menunjukan sikap obyektif. "Saya sependapat dengan Effendi Simbolon, Rieke Dyah Pitaloka. Tetap obyektif," kata Fadli kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (5/11).

Fadli mengecek saat ini harga minyak mentah dunia terus menurun dari US 80 dolar perbarel menjadi US 77 dolar perbarel. Logikanya, kata Fadli, apabila Undang-Undang APBN menganggarkan US 105 dolar perbarel maka mestinya harga BBM diturunkan. "Rentang kita masih besar, harga bbm (harusnya) turun," ujarnya.

Pemerintahan Jokowi akan tercatat dalam sejarah hitam Indonesia apabila nekat menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab kenaikan harga BBM biasanya dilakukan apabila harga minyak mentah dunia lebih mahal 10-15 persen dari patokan harga yang ditetapkan undang-undang. "Karena itu SBY pernah turun karena harga minyak pernah turun," katanya.

Fadli menolak argumentasi pemerintah bahwa subsidi BBM mesti dialokasikan ke kebutuhan mendasar rakyat. Menurutnya alasan semacam itu mencerminkan sikap tidak cerdas dan tidak kreatif. Mestinya, kata Fadli pemerintah memikirkan cara menyejahterakan rakyat tanpa mencabut subsidi. "Lulusan SD juga bisa berpikir begitu," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement