REPUBLIKA.CO.ID, OUAGADOUGOU -- Tentara, partai politik dan pemimpin warga sipil di Burkina Faso sepakat pemerintahan transisi akan berlangsung selama setahun. Pemilu untuk memilih pemimpin baru akan dilakukan pada November 2015 mendatang.
Dilansir dari AFP, Kamis (6/11) dalam pertemuan tersebut juga hadir mediator dari tiga pemimpin Afrika Barat, kepala agama adan kepala suku. Dalam mediasi tersebut mereka gagal memutuskan nama pemimpin baru Burkina Faso sehingga diperlukan pemerintah transisi untuk mencari pemimpin yang tepat.
Namun dalam mediasi tersebut mencuat persyaratan yang disepakati bersama bahwa pemimpin transisi harus berasal dari sipil. Presiden Ghana John Dramani Mahama bersama Pemimpin Nigeria Goodluck Jonathan dan Presiden Senegal Macky Sall sepakat untuk memilih pemimpin transisi secepatnya.
“Saya percaya pemerintah transisi akan terbentuk dalam beberapa hari dan tidak haru menunggu hingga pekan depan,”ujar Mahama. Mereka datang ke Ougadoudou untuk memastikan kekuasaan secepatnya diserahkan kembali pada sipil.
Dalam mediasi ini, Mahama berharap masalah Burkina tidak lagi ada ketika pertemuan ECOWAS Summit di Accra Kamis ini. Ini untuk kepentingan rakyat Burkina Faso, sehingga mereka sendirilah yang harus memutuskan pemimpinnya.
Pekan lalu militer Burkina Faso menunjuk pemimpin sementara Letkol Isaac Zida untuk menjalankan negara tersebut. Setelaha Presiden Blaise Compaore berhasil digulingkan dengan protes keras.