REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Bentrokan terjadi antara Pendemo pro demokrasi dengan polisi Hongkong di Distrik Mongkok Kamis pagi (6/11).
Ketegangan ini adalah puncaknya dari tiga lokasi unjuk rasa selama dua pekan terakhir.
Dilansir dari Reuters, Kamis (6/11) puluhan polisi bersenjatakan tongkat dan perisai melakukan swipping ke titik-titik berkumpulnya pendemo. Bentrokan pun tak terhindarkan pukul 02.00 waktu setempat.
Pengunjuk rasa yang dipimpin oleh gerakan mahasiswa ini menuntut pemimpin Partai Komunis Tiongkok memenuhi janji konstitusionalnya untuk memberikan demokrasi penuh ke pemerintahan kota setelah Hongkong kembali ke Tiongkok 1997 lalu.
Pendemo akan terus melakukan protes pada Partai Komunis di Beijing. Aktivis pro demokrasi berencana untuk unjuk rasa kembali pada Ahad (9/11) mendatang dengan berjalan kaki dari Kantor pusat Keuangan menuju Kantor penghubung pemerintah pusat Tiongkok di Hongkong.
Saat ini sebanyak 100 ribu massa terkonsentrasi di dua titik unjuk rasa, di Distrik Admiralty dan seluruh pelabuhan di Mongkok. Namun sejumlah pengunjuk rasa terlihat berada di distrik Causeway Bay pusat Perbelanjaan Hongkong.
Lebih dari 30 orang memakai topeng putih yang dikenal dengan Guy Fawkes. Dia adalah seorang tak dikenal yang berencana membunuh raja Inggris pada tahun 1605.