Oleh: Harun Husein
Tahap II
* Setelah pembai’atan di Tsaqifah Bani Sa’idah, keesokan harinya Abu Bakar dibai’at secara umum (bai’at ta’at) di masjid. Para sahabat yang sebelumnya hadir di Tsaqifah juga hadir di masjid.
* Usai bai’at umum itulah Abu Bakar menyampaikan pidatonya yang terkenal: “…sesungguhnya aku telah dipilih sebagai pimpinan atas kalian, dan bukanlah aku yang terbaik. Maka jika aku berbuat kebaikan bantulah aku, dan jika aku bertindak keliru maka luruskanlah aku.
Kejujuran adalah amanah, sementara dusta adalah suatu pengkhinatan. Orang yang lemah di antara kalian sesung guhnya kuat di sisiku hingga aku dapat mengembalikan haknya kepadanya Insya Allah. Sebaliknya siapa yang kuat di antara kalian maka dialah yang lemah di sisiku hingga aku akan mengambil darinya hak milik orang lain yang diambilnya.
Tidaklah suatu kaum me ninggalkan jihad di jalan Allah kecuali Allah akan timpakan kepada mereka kehinaan, dan tidaklah suatu kekejian tersebar di tengah suatu kaum kecuali adzab Allah akan di timpakan kepada seluruh kaum tersebut.
Patuhilah aku selama aku mematuhi Allah dan RasulNya. Tetapi jika aku tidak mematuhi keduanya maka tiada kewajiban taat atas kalian terhadapku. Sekarang berdirilah kalian untuk melaksanakan shalat semoga Allah merahmati kalian.”
Catatan:
* Soal tidak hadirnya Ali Bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, dan lain-lain di Tsaqifah Bani Saidah, ada yang menyebutnya sebagai pemboikotan pemilihan Abu Bakar. Namun, belakangan isu pemboikotan itu terbantahkan.
* Saat pembai’atan terjadi, Ali, Zubair, dan lain-lain berada di rumah Fathimah. Zubair menuturkan ‘Kami tidak merasa marah kecuali karena kami tidak diikutkan dalam musyawarah pemilihan ka lian, tetapi kami tetap berpandangan bahwa Abu Bakar-lah yang paling pantas menjadi pemimpin. Dialah orang yang menemani Rasulullah bersembunyi di dalam gua. Kita telah mengetahui kemuliaan dan kebaikannya. Dialah yang diperin tahkan Rasulullah untuk menjadi imam shalat manusia ketika Rasulullah hidup.
* Saat Abu Bakar dibai’at di masjid, Abu Bakar memerintahkan mencari Ali dan Zubair, yang kemudian keduanya datang dan membai’at Abu Bakar. Ali tidak pernah memisahkan diri dari Abu Bakar, dan selalu shalat di belakangnya.
* Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i meriwayatkan bahwa Ali memperbaharui bai’atnya kepada Abu Bakar setelah wafatnya Fathimah, enam bulan setelah Rasul wafat.