Kamis 06 Nov 2014 15:19 WIB

Harga Minyak Dunia Turun, Jokowi Malah Menaikkan Tarif BBM

Rep: Elba Damhuri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Antrian di SPBU
Antrian di SPBU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintahan Joko Widodo berencana menaikkan harga BBM untuk menutup defisit anggaran pada APBN 2014. Jika pada era SBY kenaikan harga BBM dilakukan ketika harga minyak naik, saat ini akan dieksekusi ketika tren harga minyak turun.

Harga minyak Indonesia (ICP) pada Oktober 2014 mencapai 83,72 dolar AS per barel atau turun 11 dolar AS lebih dari bulan sebelumnya. Pada September 2014, harga minyak Indonesia mencapai 94,97 dolar AS per barel.

Harga minyak Minas/SLC pada Oktober juga turun menjadi 84,46 per barel AS, dari sebelumnya 95,66 dolar AS per barel. Ini berarti terjadi penurunan hingga 11,20 dolar AS per barel.

Penurunan harga minyak mentah Indonesia ini dinilai telah sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Menurut Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), permintaan minyak mengalami tren penurunan pada sepanjang 2014 ini.

Dari pasar global, harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada Oktober 2014 juga turun. Harga minyak WTI (Nymex) turun 8,73 dolar AS per barel dari 93,07 dolar per barel menjadi 84,34 dolar per barel.

Harga minyak Brent (ICE) turun 10,59 dolar AS per barel dari 98,64 dolar per barel menjadi 88,05 dolar per barel. Harga Basket OPEC menukik ke bawah sebesar 10,78 per barel dari 95,98 dolar per barel menjadi 85,20 dolar per barel.

Harga minyak saat ini berada jauh di bawah asumsi harga minyak pada APBN Perubahan 2014 sebesar 105 dolar AS per barel. Sekarang, rata-rata harga minyak 80-an dolar AS per barel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement