Kamis 06 Nov 2014 15:58 WIB
Pembunuhan WNI di Hong Kong

Mantan Buruh Migran Doakan WNI Korban Pembunuhan Hong Kong

Pembunuhan
Pembunuhan

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Puluhan mantan Buruh Migran Indonesia (BMI) di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menggelar doa bersama untuk tenaga kerja wanita yang menjadi korban mutilasi di Hong Kong, Sumarti Ningsih (23).

Doa bersama yang digelar di Musala Abunawas, Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah 'Uqul, Desa Danasri, Kecamatan Nusawungu, Cilacap, Kamis, juga diisi dengan istigatsah dan penggalangan dana.

Pegiat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdhatul Ulama (Lakpesdam NU) Kabupaten Cilacap Ahmad Fajri mengatakan bahwa doa bersama yang digelar puluhan mantan BMI itu sebagai bentuk solidaritas untuk Sumarti Ningsih.

"Semoga Mbak Sumarti Ningsih itu, arwahnya tenang dan diampuni. Kaitannya dengan hukum, semoga cepat segera diambil tindakan," katanya.

Jika permasalahan yang dihadapi almarhumah Sumarti Ningsih terkait dengan tindak pidana perdagangan manusia, dia meminta pihak-pihak yang terlibat dapat turut diadili.

Dia mengharapkan hak-hak Sumarti Ningsih sebagai warga negara Indonesia dapat terpenuhi termasuk keinginan keluarga agar jenazah korban dapat segera dipulangkan ke kampung halamannya.

"Itu yang menjadi latar belakang kegiatan ini," katanya.

Terkait penggalangan dana, Fajri mengatakan bahwa hal itu sebagai bentuk solidaritas untuk memberi dukungan kepada keluarga almarhumah Sumarti Ningsih maupun pemerintah agar segera menyelesaikan kasus tersebut.

"Kami juga mengharapkan kasus semacam ini tidak terulang," katanya.

Seperti diwartakan, Sumarti Ningsih dan seorang rekannya yang diketahui bernama Seneng Mujiasih menjadi korban pembunuhan sadis yang dilakukan oleh seorang bankir asal Inggris, Rurik George Caton Jutting (29).

Jenazah Sumarti Ningsih ditemukan dengan kondisi terpotong-potong dalam sebuah koper di balkon lantai 31 apartemen milik Rurik Jutting di Distrik Wan Chai, Hongkong, Sabtu (1/11), dan saat ini pelaku telah ditangkap kepolisian setempat.

Sumarti Ningsih yang lahir di Bungo Tebo, Jambi, pada tanggal 22 April 1991, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara buah pernikahan Achmad Kaliman dan Suratmi (49).

Perempuan beranak satu hasil pernikahan sirinya dengan pria asal Semarang itu berangkat ke Hong Kong untuk pertama kalinya pada tahun 2011 dan diberangkatkan oleh PT Arafah Bintang Perkasa Cabang Cilacap untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Setelah bekerja selama dua tahun delapan bulan, Sumarti Ningsih pulang ke kampung halamannya tetapi tidak untuk bekerja, melainkan kursus "disc jockey" (DJ) di Yogyakarta dan mendapatkan sertifikat "Basic DJ Mixing Course" dengan nilai baik.

Selanjutnya, Sumarti Ningsih berangkat kembali ke Hong Kong untuk bekerja di restoran dengan menggunakan visa turis.

Keluarga sempat melarang kepergian Sumarti Ningsih yang menggunakan visa turis itu.

Oleh karena Sumarti Ningsih tetap bersikeras untuk pergi dengan alasan demi masa depan anaknya, Muhammad Hafid Arnovan (5), keluarga akhirnya mengizinkan.

Setelah tiga bulan berada di Hong Kong karena masa berlaku visa turis, Sumarti Ningsih pulang ke kampung halamannya sebelum bulan Ramadhan 2014.

Setelah Lebaran 2014, dia berangkat lagi ke Hong Kong pada tanggal 2 Agustus dengan menggunakan visa turis.

Sumarti Ningsih terakhir menelepon keluarganya pada tanggal 15 Oktober dan mengabarkan jika dia akan pulang pada tanggal 2 November 2014.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement